HomeTanah Laut

Abdillah: Guru Penggerak Bukan Sekadar Gelar, Tapi Tanggung Jawab dan Kompetensi Nyata

178
×

Abdillah: Guru Penggerak Bukan Sekadar Gelar, Tapi Tanggung Jawab dan Kompetensi Nyata

Sebarkan artikel ini

PELAIHARI, POSTKALIMANTAN.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Laut, Abdillah, menegaskan pentingnya peran guru penggerak sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan.

Hal itu ia sampaikan dalam acara pengukuhan 127 guru penggerak angkatan ke-10 dan 11 yang digelar di Balairung Tuntung Pandang, Rabu (14/5/2025).

Dengan tambahan ini, total guru penggerak di Tanah Laut kini mencapai 266 orang sejak program ini dimulai.

Abdillah menyampaikan apresiasinya terhadap para guru yang telah menjalani proses panjang dan seleksi ketat dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi.

“Kita ingin guru penggerak bukan hanya sekadar menyandang gelar, tapi juga menjalankan tanggung jawab dengan kompetensi yang dimiliki. Mereka harus menjadi motor penggerak dalam transformasi pembelajaran,” tegas Abdillah.

Baca Juga !  Pj Bupati Tala Resmi Tutup Diklat Kepemimpinan dengan Pelepasan Kartu Tanda Peserta

Ia menekankan bahwa guru penggerak memiliki posisi strategis dalam memajukan pendidikan. Mereka tidak hanya dituntut untuk tergerak, tetapi juga mampu bergerak dan menggerakkan ekosistem pendidikan di sekolah dan masyarakat.

“Mereka telah dibekali dengan kemampuan untuk menjadi agen pembaruan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung proses belajar mengajar. Ini adalah bekal untuk tampil berbeda dan membawa perubahan nyata,” tambahnya.

Abdillah berharap para guru penggerak dapat menjadi pelopor dalam membangun komunitas belajar yang aktif, serta menjalin kolaborasi lintas sektor guna mewujudkan pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di Tanah Laut.

Baca Juga !  Jelang Porprov Kalsel 2025, Bupati Tanah Laut Suntik Semangat untuk Atlet Daerah

Sebagai informasi, program Guru Penggerak merupakan inisiatif Kemendikbudristek yang dirancang untuk membentuk pemimpin pembelajaran.

Para peserta mengikuti pelatihan intensif selama enam bulan melalui metode campuran daring dan luring. Lulusan program ini tidak hanya mendapatkan sertifikat, tapi juga berpeluang menjadi kepala sekolah di masa depan.

“Ini adalah langkah besar dalam upaya kita bersama menciptakan pendidikan yang merata, inklusif, dan bermutu tinggi,” pungkas Abdillah. (MN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *