TANAH LAUT, POSTKALIMANTAN.com – Pemerintah Kabupaten Tanah Laut menunjukkan dukungan nyata terhadap pelestarian lingkungan dengan memfasilitasi kegiatan penanaman mangrove yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Desa Sabuhur, Kecamatan Jorong, pada Senin (2/6/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari program rehabilitasi ekosistem dan kawasan mangrove yang dipimpin oleh Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Rasio Ridho Sani.
Dalam sambutannya, Rasio menyoroti pentingnya peran hutan mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
“Mangrove berkontribusi besar dalam menyerap karbon, menyediakan habitat bagi berbagai spesies, sebagai sumber pangan dan energi, serta menjadi pelindung alami dari ancaman abrasi dan gelombang besar,” ungkapnya.
Ia juga mengaitkan kegiatan ini dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang mengangkat tema Ending Plastic Pollution. Menurutnya, hutan mangrove berfungsi sebagai penyaring alami yang mampu mencegah sampah plastik mencemari lautan.
“Menguatkan ekosistem mangrove adalah bagian penting dari gerakan Mangrove for Life,” tambah Rasio.
Indonesia diketahui memiliki luasan mangrove terbesar di dunia—sekitar 23 persen dari total hutan mangrove global. Karena itu, pelestarian kawasan ini dinilai sebagai tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.
Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Laut, Ismail Fahmi, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Ia menilai rehabilitasi mangrove di wilayah seluas 400 hektare merupakan langkah strategis untuk menjaga lingkungan pesisir.
“Pemkab Tanah Laut turut memfasilitasi kegiatan ini dengan kolaborasi bersama Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH),” jelas Fahmi.
Dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup, Pemkab juga menyiapkan sejumlah agenda lainnya.
Di antaranya, kegiatan bersih-bersih sungai yang dijadwalkan pada 4 Juni, serta penanaman dan distribusi bibit pohon pada 5 Juni di beberapa titik lokasi.
Ia mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut juga mendapat dukungan dari berbagai unsur masyarakat, termasuk KPH, organisasi lingkungan, serta sekolah-sekolah yang tergabung dalam program Adiwiyata.
“Kami berharap ini menjadi momentum untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga dan merawat lingkungan,” katanya.
Sejumlah pihak turut ambil bagian dalam kegiatan ini, mulai dari perwakilan PT Freeport Indonesia, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Polda Kalimantan Selatan, hingga berbagai pemangku kepentingan lainnya yang menunjukkan sinergi dalam upaya pelestarian alam. (MN)