BANJARBARU, POSTKALIMANTAN COM – Dihebohkannya dunia pendidikan Kalimantan Selatan oleh aksi seorang oknum Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalsel, Muhammadun, yang diduga mengancam seorang aktivis Banua dengan kekerasan.
Aksi ini viral di media sosial dan memicu kemarahan publik, dengan desakan agar Muhammadun segera dicopot dari jabatannya.
Perilaku tersebut dianggap mencoreng nilai-nilai pendidikan dan demokrasi di Kalimantan Selatan.
Tindakan Muhammadun yang tidak pantas sebagai seorang pejabat publik ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, yang mendesak Gubernur Kalsel untuk segera bertindak tegas.
Dalam gelar acara “Rembuk Aktivis Banua: Save Aktivis dan Selamatkan Pendidikan Banua” yang diadakan di Hotel Rodhita Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan pada Kamis (19/9/2024), sejumlah tokoh aktivis Banua seperti Badrul Ain (Ketua Parlemen Jalanan), Anang Rosyadi (Ketua Gerakan Jalan Lurus), Kasmili, SH (Pemuda Bersatu dan ARUN (Advokasi Rakyat untuk Negara), Marzuki (Lembaga Aliansi Indonesia), Gr Sugianoor (Tokoh Masyarakat), Bahaudin (KMPIB Kalsel) Gazali Rahman (GPI Kalsel), Ahmad Novel (Pemuda Kalimantan), Heriyanto (Garda Taruna Nusantara) dan Aliansyah (Ketua KPK-APP) menyerukan agar Muhammadun dicopot dari jabatannya karena dianggap mempermalukan pemerintahan dan menghambat perkembangan pendidikan di Kalsel.
Aliansyah, S.Pd.I yang menjadi korban ancaman, bersama para aktivis lainnya menuntut agar Gubernur segera mencopot Muhammadun.
Mereka juga meminta agar kepolisian menyelidiki dugaan ancaman pembunuhan yang dilaporkan oleh pihak-pihak yang merasa terancam.
“Kami meminta Gubernur Kalsel untuk segera mencopot Muhammadun karena tindakannya yang mencoreng nama baik pendidikan dan pemerintah,” kata Aliansyah.
Mereka juga mendesak aparat penegak hukum untuk menindak segala bentuk intimidasi dan premanisme yang membatasi kebebasan berpendapat masyarakat.
Dukungan terhadap Aliansyah terus mengalir setelah rekaman ancaman tersebut menjadi viral.
Video ancaman itu telah ditonton oleh jutaan orang, menunjukkan kuatnya solidaritas dari berbagai pihak terhadap perjuangan Aliansyah dan komunitas aktivis di Banua.
“Saya tidak menyangka akan mendapat dukungan sebesar ini. Awalnya saya kira ini hanya masalah pribadi, tapi ternyata banyak yang memberikan simpati,” ungkap Aliansyah dengan haru.
Anang Rosyadi, Kasmili dan Badrul Aini juga mendesak agar Gubernur segera bertindak dalam satu minggu, dengan ancaman akan melanjutkan aksi yang lebih besar jika tidak ada tindakan tegas.
Kini, publik menunggu apakah Gubernur Kalsel akan mengambil tindakan tegas atau situasi ini akan semakin memanas.
Ketua Dewan Adat Dayak Kalsel, Abdul Kadir juga meminta aparat kepolisian segera menindaklanjuti laporan ancaman pembunuhan dan penguntitan yang dialami Aliansyah.
“Kami meminta kepolisian untuk mengusut tuntas ancaman ini. Jika terbukti ada unsur pidana, kami berharap pelaku dijatuhi hukuman yang setimpal,” tambahnya.
Jika tidak ada tindakan, para aktivis bersatu siap untuk melanjutkan perjuangan mereka demi keadilan. (Ab)