PELAIHARI, POSTKALIMANTAN.com – Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tanah Laut 2025 benar-benar mencuri perhatian. Ajang dua tahunan yang digelar di Pondok Pesantren Asy Syuhada Pelaihari pada 10–12 Oktober 2025 ini menuai pujian dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan legislatif.
Anggota Komisi II DPRD Tanah Laut, Zainul Abidin, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Laut yang telah memberikan dukungan anggaran untuk pelaksanaan MQK tahun ini. Menurutnya, perhatian pemerintah daerah terhadap dunia pesantren kini semakin nyata.
“Tahun ini luar biasa. Peningkatannya sangat terasa, baik dari segi pelaksanaan, dukungan, maupun antusiasme para santri dan masyarakat,” ujar Zainul, Jumat (10/10/2025).
Politisi yang juga dikenal sebagai ustaz ini menyebut, MQK tidak hanya menjadi ajang perlombaan keilmuan, tetapi juga momentum membangkitkan semangat santri untuk lebih mendalami kitab kuning sebagai sumber ilmu agama—meliputi tauhid, fikih, akhlak, hingga hadis.
“Tanah Laut punya potensi besar. Kita pernah juara umum tingkat provinsi, bahkan menembus tiga besar nasional. Terbaru, ada juga santri kita yang menorehkan prestasi di ajang internasional. Ini luar biasa dan harus terus diperhatikan,” tegasnya.
Zainul juga menilai, popularitas MQK kini mulai menyaingi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang lebih dulu dikenal luas. Fenomena ini menjadi bukti bahwa gairah santri untuk berkompetisi di bidang ilmu keagamaan semakin tinggi.
Lebih jauh, ia memastikan DPRD Tanah Laut akan terus mendukung penuh kegiatan keagamaan seperti MQK.
“Alhamdulillah, kami di dewan sangat mendukung. Bahkan ada dukungan langsung dari Ketua Komisi I, Pak Haji Agus, yang turut berperan besar dalam terselenggaranya MQK tahun ini,” tambahnya.
Sebagai informasi, MQK ke-8 Kabupaten Tanah Laut tahun ini diikuti 540 santri dari 19 pondok pesantren. Mereka bersaing dalam 26 cabang lomba di tiga jenjang: Ula (SD/MI), Wustha (SMP/MTs), dan Ulya (SMA/MA). Kegiatan akan berlangsung hingga 12 Oktober 2025, menghadirkan semangat baru bagi dunia pesantren di Bumi Tuntung Pandang. (MN)