TANAH LAUT, POSTKALIMANTAN.COM – Dalam suasana penuh kebahagiaan dan kehangatan menyelimuti pernikahan Habibah dan Akhmad Zaini, di Pulau Sari, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, yang turut berhadir berbagai tokoh penting Kalimantan Selatan, Minggu (16/2/2025).
Acara sakral ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalsel dan jajaran Badan Komando Laskar Masyarakat Adat Dayak (BAKORMAD) Banjarmasin, juga perwakilan dari Perkumpulan Pengacara dan Penasehat Hukum Indonesia (P3HI) Bunda Hasni SH akrab disapa Bunda Ani, yang menjadikannya sebagai ajang silaturahmi dan mempererat persaudaraan di Banua.
Pernikahan ini bukan hanya menjadi perayaan bagi kedua mempelai, tetapi juga menjadi momen berharga dalam menjaga hubungan erat antar keluarga besar, pemimpin adat, organisasi masyarakat, dan masyarakat luas.
Ketua DAD Kalsel, Abdul Kadir mengungkapkan, bahwa pernikahan adalah simbol persatuan dan keharmonisan yang harus dijaga dengan nilai-nilai adat dan budaya.
“Sebagai bagian dari masyarakat Banua, kita harus menjunjung tinggi nilai budaya dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pernikahan. Hari ini kita menyaksikan penyatuan dua keluarga dalam ikatan yang penuh berkah dan harapan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua BAKORMAD Banjarmasin, Fahmi menambahkan, bahwa silaturahmi dalam momen seperti ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga bentuk kebersamaan untuk membangun daerah yang lebih solid dan harmonis.
Usai menghadiri pernikahan, rombongan Ketua DAD Kalsel dan Bakormad Banjarmasin yang selalu mendampingi kegiatan melanjutkan silaturahmi ke kediaman Marzuki dan Istri Hajjah Irau, salah satu tokoh LSM berpengaruh di Tanah Laut.
Dalam pertemuan ini, muncul pembahasan penting terkait kepemimpinan Bakormad Tanah Laut. Zuki didorong untuk menjabat sebagai Ketua Bakormad Tanah Laut, mengingat kiprahnya yang telah banyak berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Namun, Zuki masih mempertimbangkan tawaran tersebut karena saat ini ia masih memiliki amanah dalam mengelola organisasi LSM di tingkat provinsi.
Meski demikian, diskusi berlangsung dalam suasana hangat dan penuh pertimbangan demi kebaikan bersama.
Setelah pertemuan strategis, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pantai Tabanio, salah satu destinasi wisata eksotis di Tanah Laut.
Di tepi pantai yang indah, para tokoh menikmati suasana santai sembari berdiskusi ringan tentang berbagai program dan inisiatif untuk mempererat kolaborasi ke depan.
Momen ini menjadi simbol bahwa kebersamaan dan sinergi antara pemimpin adat, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial harus terus dipupuk demi kemajuan Banua.
Dengan semangat gotong royong, diharapkan persatuan dan keharmonisan di Kalimantan Selatan semakin kuat, membawa dampak positif bagi masyarakat luas.
Pernikahan Habibah dan Akhmad Zaini bukan sekadar perayaan cinta, tetapi juga menjadi titik temu bagi para pemimpin Banua untuk terus menjaga silaturahmi, merajut kebersamaan, dan membangun daerah dengan semangat persatuan. (An)