Cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2024 mencapai US$ 146,4 miliar, mencatatkan level tertinggi sejak Desember 2023. Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2024 yang sebesar US$ 145,4 miliar. Kenaikan cadangan devisa ini dipengaruhi oleh penerimaan dari pajak, jasa, devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah.
Dengan posisi ini, cadangan devisa cukup untuk membiayai 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh melebihi standar kecukupan internasional, yaitu 3 bulan impor. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, menyatakan bahwa cadangan devisa yang kuat ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan nasional.
Ke depan, Bank Indonesia menilai cadangan devisa yang ada masih memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Prospek ekspor yang tetap positif serta perkiraan surplus pada neraca transaksi modal dan finansial, didukung oleh persepsi positif investor terhadap perekonomian nasional dan daya tarik imbal hasil investasi, akan terus menopang ketahanan eksternal Indonesia.
Erwin menambahkan bahwa Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal, guna memastikan stabilitas perekonomian dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.