BANJARMASIN, POSKAL – Melalui kegiatan Halal Bihalal, yang bertema : Pererat Silaturahmi, Bangun Komitmen Bersama Untuk Kemajuan Uniska MAAB. Rektor Uniska MAAB Banjarmasin Prof. Ir. Abd. Malik, SPt., M.Si., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. Mengatakan, untuk Civitas Akademika, diacara yang baik dan berkah itu, sama-sama diridhai oleh Allah SWT. Memulai hal yang baru dari nol.
“Tadi uraian Pak Ustadz, sudah jelas. Kita menjalankan ibadah puasa selama satu bulan dengan ketat sekali dengan tujuan satu, sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an yaitu menjadi Orang-orang yang Taqwa,” ungkap Abdul Malik, di Mesjid H Gusti Abdul Muis, Mesjid Kampus Uniska, usai kegiatan Halal Bihalal, Rabu (3/5/2023).
Dikatakan, kalau satu individu menjadi orang bertaqwa dan semuanya bertaqwa, ini akan bertemu menjadi taqwa yang komunitas, taqwa yang mengilhami semuanya.
Diharapkan, dengan adanya Bulan Puasa dan setelah puasa sesama anak adam bermaaf-ma’afan, sehingga menjadi energi baru, yang artinya nol, memulai kebersamaan, bekerja juga enak, tidak ada hambatan.
“Dengan halal bihalal ini, kami berharap agar kita memulai kebersamaan ini, membangun bersama, sehingga Uniska akan lebih baik lagi,” tegas Abdul Malik.
Sedangkan Wakil Rektor 4 Uniska MAAB Dr. Galuh Nasrullah Kartika Mayang Sari Rofam, M.Ag mengatakan, dengan Halal Bihalal, Para Dosen, Karyawan dan Mahasiswa bersemangat dan dapat kembali melanjutkan seluruh tugasnya. Kalau Mahasiswa tugas perkuliahannya.
“Mudah-mudahan dapat mengambil hikmah dari puasa yang selama satu bulan itu dengan semangat yang terus dibawa setelah puasa. Mudah-mudahan dapat maksimal seluruh Karyawan dan juga Dosen, dapat bekerja dengan baik dan mengambil seluruh hikmah dari puasa Ramadhan,” pesan Galuh.
Sementara itu, Ustadz Dr H Sukarni
MAg mengatakan, dalam Islam ada satu persepsi yang harus kita bangun bahwa seluruh alam ini, baik Manusia, Alam Lingkungan, Binatang, maupun tumbuha-tumbuhan, itu sebenarnya bersaudara. Bersaudara sebagai sesama ciptaan Tuhan. Persaudaraan itu kemudian dibangun atas dasar saling tolong menolong.
“Jadi kalau seorang Guru bersama dengan Muridnya, dia melihat murid ini sebagai saudaranya yang harus ditolong, harus dibantu dicerdaskan. Oleh karena itulah, maka mendidik itu bukan hanya pekerjaan yang bersifat psikal jasmani, tapi mendidik rohani, mendidik suatu keyakinan-keyakinan. Maksudnya, relasi antara Dosen dan Mahasiswa penuh dengan nuansa kerohanian. Bukan hanya nuansa fisik material saja,” ungkap Ustadz Sukarni.
Ditegaskan, bukan hanya hubungan manusia, tapi juga hubungan dengan Tuhan, artinya melihat seluruh yang ada, termasuk Manusia, dalam hal ini Mahasiswa sebagai tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Yang kita sebagai bagian dari Manusia juga, berkolaborasi dengan mereka untuk sama-sama mengagungkan Tuhan dalam sebuah aktifitas keduniawian, seperti aktifitas perkuliahan.
“Sehingga dengan demikian, maka Manusia itu hubungannya dengan Manusia yang lain, tidak ada saling eksploitasi. Tidak akan melakukan eksploitasi. Sama juga ketika kita berhubungan dengan alam, kita tidak eksploitatif. Tapi kemudian kita memanfaatkan alam itu sesuai dengan untuk apa alam itu diciptakan oleh Tuhan,” tegas Sukarni, menutup komentarnya. (red)