TANAH LAUT, POSTKALIMANTAN.COM – Tidak lama setelah mencuatnya temuan korupsi Tambang Timah yang merugikan negara sebanyak Rp.271 Triliun.
Baru baru ini Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Selatan soroti dugaan temuan tambang Emas Ilegal yang berada di Desa Durian Bungkuk Kec. Batu Ampar Kab. Tanah Laut, Selasa (9/4/2024).
Kedua Organisasi Kemahasiswaan tersebut termukan banyak lubang galian tambang yang diperkirakan sudah sedalam 30 meter kebawah. Aktivitas tambang tersebut selain berada dilahan terbuka juga ditemukan sudah merambah ke daerah pemukiman warga.
“Berdasarkan hasil kajian secara geografis warga setempat bahwa lubang ini sudah mencapai 30 meteran kebawah dan didalamnya sudah berbentuk horizontal sehingga ini memang membahayakan pemukiman sekitar karena akan mengakibatkan rumah longsor disebabkan aktivitas tambang emas ilegal ini. Dan beberapa cerita warga tambang emas tersebut sudah ada sejak tahun 80an,” ucap Feri Setiawan Ketua Umum IMM Kalsel.
Berdasarkan temuan tersebut Abdi Aswadi selaku Ketua Umum HMI Kalsel juga menuturkan pihak nya akan menyelidiki lebih lanjut terkait penambangan emas ilegal tersebut.
Fery Setiadi Ketua Umum DPD IMM Kalsel mengatakan bahwa tambang ini sudah berjalan dari tahun 80 an sampai sekarang artinya jika kita kalkulasikan berapa kerugian negara sampi saat ini karna aktivitas tambang ilegal tersebut.
“Kita akan terus teliti dan kawal sampai mana aktivitas tambang emas ilegal ini berlanjut karena tambang emas ini sudah lama sekali tapi tidak pernah muncul kepermukaan yang mengakibatkan banyak pertanyaan dan siapa saja pihak yang terkait, kemudian menurut penuturan warga pihak mafia tambang ini sok jagoan sampai membawa nama aparat desa dan instansi kepolisian yang mereka klaim sebagai bakingan. Kami akan bawa isu ini sampai keranah nasional agar bisa ditindak lanjuti” Abdi Aswadi Ketua Umum HMI Kalsel.
Kerugian akibat penambangan emas ilegal ini diperkirakan pihak HMI dan IMM sudah hampir mencapai Triliunan. Sehingga diperlukan gerakan yang tepat untuk menyelamatkan sosial dan ekologis wilayah tersebut. (*/Ril)