Postkalimantan – Kotabaru. Dinas P3AP2KB (Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, pengendalian Keluarga Berencana) melakukan Sosialisasi kepada warga belajar SPNF SKB (Satuan Pendidikan Non Formal dan Sanggar Kegiatan Belajar) Kotabaru.
Kegiatan sosialisasi tersebut berlokasi di Aula BLK (Balai Latihan Kerja). Dan sosialisasi dimulai dari jam 08.00 hingga 11.15.
Dari jam 08.00 hingga 09.30 materi Pencegahan Perundungan, 09.30 – 09.45 Cofee Break, dan dilanjutkan 09.45 hingga 11.15 materi Kekerasan Seksual.
Dalam wawancaranya Yansyah Fauji, S.Psi., M.Psi., CCH., CT.NNLP., CBA., mengatakan,”Acara hari ini Dinas P3A itu perannya adalah sebagai narasumber dan kebetulan salah satu indikator kinerja kita juga dalam rangka mensosialisasikan anti perundungan atau bullying dan kekerasan seksual. karena kita paham bahwa kita secara lintas sektor bersama instansi vertikal lain polisi bijaksanaan sebaiknya itu banyak menangani kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak” ucap Yansyah.
Dalam sosialisasi memaparkan poin – poin tentang pencegahan perundungan (Bullying) dan kekerasan seksual
“Kemudian poin – poin yang disampaikan di sini adalah, satu minimal peserta paham dulu bahwa apa sih yang termasuk bullying. Yang kedua, mereka bisa menyadari bahwa perilaku bullying paling mendasar itu di rumah, ketiga bahwa korban dan pelaku awalnya sama-sama korban, sehingga ada yang jadi pelaku ada yang jadi korban lagi” katanya Yansyah.
“Poin berikutnya pada kekerasan seksual adalah, peserta memahami batasan-batasan tentang kekerasan seksual antara bercanda dan tidak. Yang kedua mereka juga memahami bahwa menjulurkan lidah, kemudian memegang – megang teman tidak pada tempatnya juga termasuk bagian dari kekerasan seksual jika digarisbawahi bahwa korban merasakan tidak nyaman atas perilaku itu. Kemudian poin terakhir yang kami sampaikan diantara kedua tadi adalah setidaknya ada 20 sampai 30 orang lagi yang mengetahui tentang bullying dan kekerasan seksual” Lanjutnya.
Dinas P3AP2KB biasa melaksanakan kegiatan ke sekolah – sekolah dan perdesaan. “Kami di P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) biasa keliling – keliling untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi itu, jadi ke sekolah – sekolah dan pedesaan dimasuki. Tapi bagaimanapun kita juga butuh kerjasama lintas sektor seperti ini untuk saling melengkapi dan saling mengisi dalam rangka meningkatkan indikator kabupaten Kota layak anak untuk tahun 2024 juga. Harapan kedua adalah meningkatnya indeks pembangunan manusia Indonesia dari berbagai macam sisi terutama dalam pengembangan karakter karena itu juga sejalan dengan kurikulum merdeka” Harapan Yansyah.
“Nah jadi Dinas P3A sebenarnya sebagai juru kunci untuk melaksanakan program lintas sektor untuk pengembangan karakter, kalau di Dinas Perlindungan Perempuan itu semua 29 indikator pembangunan keluarga itu masuk semuanya, kayak gitu kira – kira.” pungkasnya.
Penulis : Muhammad Rizky