Sosok Haji Muhidin yang Ingin Jadikan Jabatan Sebagai Sarana Ladang Ibadah

  • Bagikan

BANJARMASIN, POSTKALIMANTAN.COM – Haji Muhidin, calon Gubernur Kalimantan Selatan Nomor Urut 1, menyatakan bahwa ibadah tidak hanya terbatas pada sholat dan zikir.

Baginya, membantu orang lain adalah bagian dari ibadah yang memiliki nilai lebih. Menjadi seorang pemimpin, menurutnya, adalah jalan terbaik untuk dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat, kepada media pada Minggu (17/11/2024).

Lahir di Binuang pada 6 Mei 1958, Haji Muhidin berasal dari keluarga sederhana yang membentuknya menjadi pribadi yang gigih. Semangat juangnya membawanya menempuh pendidikan di Sekolah Guru Olahraga (SGO) Banjarmasin pada tahun 1980, dan setelah lulus, ia memulai karir sebagai guru olahraga di SD dari 1981 hingga 2004.

Namun, pendapatan dari profesi ini tidak mencukupi, sehingga ia mencoba peruntungan di dunia bisnis tambang batubara dengan mendirikan PT Binuang Jaya Mulia.

Keinginannya untuk memberi lebih banyak kepada masyarakat mendorong Haji Muhidin terjun ke dunia politik.

Baca Juga !  Silaturahmi Aktivis, Syamsul Bahri Sebut Banua Perlu Komunikasi dan Gagasan Agar Kalsel Lebih Baik

Ia bergabung dengan Partai Bintang Reformasi (PBR) dan berhasil terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Tapin pada periode 2004-2009.

Selanjutnya, ia kembali terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Kalsel pada periode 2009-2014. Di tengah perjalanan politiknya, Haji Muhidin menangani berbagai permasalahan daerah, termasuk pemadaman listrik bergiliran di Banjarmasin, yang diatasi dengan mendonasikan genset untuk menjaga kelancaran ibadah di masjid dan mushola.

Di luar karir politiknya, Haji Muhidin dikenal memiliki kedekatan dengan ulama dan tokoh masyarakat.

Karena sifat dermawan dan ketulusannya, ia didorong untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Banjarmasin pada periode 2010-2015. Dalam masa kepemimpinannya, Banjarmasin meraih berbagai prestasi, termasuk Adipura setelah 20 tahun, serta peningkatan pelayanan publik yang signifikan.

Hal yang membuat Haji Muhidin unik adalah komitmennya untuk menyumbangkan seluruh gaji dan tunjangannya selama menjabat, baik sebagai anggota DPRD maupun Walikota.

Bagi Haji Muhidin, jabatan adalah kesempatan untuk beribadah, bukan untuk mencari keuntungan pribadi.

Baca Juga !  Polda Kalsel Gagalkan Peredaran Sabu 35 Kg Jaringan Internasional

“Menjabat bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk ibadah,” katanya.

Setelah masa jabatan sebagai Walikota, Haji Muhidin mencalonkan diri sebagai Gubernur Kalimantan Selatan pada Pemilu 2015 bersama Gusti Farid Hasan Aman.

Meskipun kalah dalam pemilihan tersebut, ia tetap bersemangat dan berpasangan dengan Paman Birin, akhirnya terpilih menjadi Wakil Gubernur Kalsel hingga kini.

Sebagai Wakil Gubernur, Haji Muhidin dikenal sangat religius dan dekat dengan ulama.

Ia aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, hadir dalam acara haul dan pengajian, serta menjalin hubungan baik dengan lembaga keagamaan.

“Menghormati para ulama adalah kewajiban setiap umat Muslim,” ujarnya.

Jika diberi amanah memimpin Kalimantan Selatan, Haji Muhidin bertekad untuk terus bekerja sama dengan semua pihak, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai sektor, termasuk ekonomi dan olahraga, demi menjadikan Kalimantan Selatan sebagai “Banua Yang Hebat”. (PA/Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *