PELAIHARI, POSTKALIMANTAN.com – Suasana pagi di Jalan Dharma, RT 14 RW 5, Kelurahan Pelaihari, mendadak mencekam saat kobaran api melahap permukiman warga di dekat Masjid Syuhada, Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 07.54 WITA. Asap tebal membumbung tinggi, memaksa warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri dan barang berharga.
Kebakaran tersebut menghanguskan setidaknya lima rumah, dua di antaranya ludes terbakar hingga rata dengan tanah. Warga sekitar menyebut api pertama kali diketahui setelah pesan peringatan beredar di grup WhatsApp lingkungan. Tak ada saksi mata yang melihat langsung awal mula api muncul.
Ketua RT 14, Muhammad Rifadin, menuturkan rumah yang terbakar parah adalah milik Andi, sementara empat rumah lainnya milik Haji Arliyan, Misrudin, Supian, dan Linda ikut terdampak.
“Rumah Andi habis total, satu lagi terbakar separuh. Sisanya rusak di bagian dapur. Jadi bisa dibilang dua rumah betul-betul ludes,” ujarnya.
Api diduga berasal dari rumah Andi. Saat kejadian, Andi sedang berjualan daging di pasar, sementara istrinya tengah mengantar anak ke sekolah.
“Menurut keterangan Andi, api mulai sekitar jam setengah delapan, tapi dia tidak tahu pasti dari mana asalnya,” tambah Rifadin.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun kerugian material ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Beberapa jam setelah kejadian, Wakil Bupati Tanah Laut H. Zazuli langsung turun ke lokasi untuk meninjau kondisi korban dan sisa puing kebakaran. Didampingi aparat kelurahan dan BPBD, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah bergerak cepat memberikan bantuan tanggap darurat.
“Pemerintah Kabupaten Tanah Laut segera menyalurkan bantuan bagi warga terdampak agar mereka bisa mendapatkan tempat tinggal sementara dan kebutuhan pokok sehari-hari,” tegas Wabup Zazuli dengan nada prihatin.
Ia juga mengapresiasi respon cepat petugas pemadam kebakaran dan warga yang bergotong royong memadamkan api, sehingga tidak meluas ke rumah lainnya.
Meski api sudah padam, warga setempat berharap bantuan segera tiba agar mereka bisa kembali menata kehidupan pascakebakaran. (MN)
